Wednesday, July 26, 2017

CARA MERAWAT ANAK KUCING SENDIRI DI RUMAH


Dulu saya memiliki sahabat yang memelihara banyak kucing. Hal tersebut disebabkan oleh orang tua dari sahabat saya ini merupakan dokter hewan. Jadi tidak kaget lagi kalau banyak kucing di rumahnya. Yang lucu itu kalau misalnya kita sekelas ada tugas kelompok dan memilih rumah sahabat saya sebagai tempat untuk belajar kelompok.

Ada banyak karakter manusia ketika berhadapan dengan kucing. Jadi ketika membuka pintu ruang tamu, ada kucing yang menghampiri kami. Kemungkinan karena kaget atau dengan senang hati menyambut kami makanya langsung lari menghampiri kami. Bisa menebak apa yang terjadi? Teman saya dengan secepat kilat langsung naik keatas kursi dan kami seketika langsung tertawa melihat kelakuannya.

Nah karena saking banyaknya kucingnya sahabat saya ini, saya ditawarin kucing ras untuk saya rawat. Reaksi saya saat itu dengan senang hati menerima tawarannya. Soalnya bawaannya gemas gitu kalau liat kelakuan mereka. Perasaan senang ketika memberikan mereka makanan dan mereka merasa kekenyangan kemudian menggeliat dengan perut penuh dan mulai memejamkan matanya. Pernah kepikiran pengen hidup kaya kucing ga sih? Makan, tidur, poop dan kembali ke aktifitas pertama dan begitu terus terjadi berulang setiap hari.


Setelah menerima tawaran untuk mengadopsi kucingnya, saya izin lah ke mami saya. Sadly, mami tidak mengizinkan saya membawa pulang kucing dengan alasan apapun. Padahal kapan lagi kan ya dapat kucing ras secara cuma-cuma. Mami saat itu mikirnya saya tidak memiliki edukasi yang baik tentangcara merawat anak kucing. Bagaimana bisa seseorang merawat kucing ketika tidak memiliki edukasi tentang cara merawat anak kucing yang benar. Daripada nanti kucingnya tersiksa dan mati malah tidak menyelesaikan masalah. Berhubung alasan yang diutarakan mami saya benar akhirnya saya menyampaikan bahwa saya tidak jadi mengadopsi anak kucing sahabat saya. Sedih sih tapi beberapa tahun yang lalu saya diingatkan dengan peristiwa ini.

Teman saya cerita dia gemas sama kucing dan berniat untuk memelihara kucing. Dengan semangat 45 dia pergi ke pasar binatang di Kota Malang dan memilih satu bayi kucing ras berwarna hitam. Kucingnya lucu sekali gitu. Kucingnya sangat lincah berlari kesana kemari dengan lebar petak kamar kos yang tidak terlalu luas, si kucing bermain dengan riang. Pada suatu hari kebiasaan riangnya itu menghilang. Kemudian karena khawatir akan keadaan kucingnya, teman saya ini membawa kucingnya ke dokter hewan. Dokter hewan menyebutkan bahwa kucingnya terkena virus di telinga kemudian diare berkepanjangan yang membuat dia lemas dan ngedrop. Karena sakitnya tersebut bulu-bulu halusnya lama kelamaan mulai rontok hingga akhirnya dia tidak bisa bertahan hidup lagi. Teman saya sangat sedih dan berpikir bahwa karena motivasi pengen memelihara kucing tanpa edukasi dia sudah membunuh satu anak kucing yang lucu. Seketika saya teringat nasihat mami saat itu…

Nah setelah teman saya ini sedih berkepanjangan, dia rajin membaca mengenai cara merawat anak kucing. Setelah dirasa cukup ilmunya, dia mengadopsi kucing lagi hanya bedanya dia mengadopsi kucing yang sudah agak besaran. Berikut merupakan cara merawat anak kucing yang tepat dari teman saya.

1. Buatlah senyaman mungkin
Mungkin anak kucingmu akan sedikit takut ketika kamu untuk pertama kali menyisir bulu – bulunya. Bantu dia untuk lebih santai dengan membiarkan dia bermain dengan sisir dan sikatnya – dia akan segera terbiasa. Jangan lupa untuk memanjakan mereka dengan mengelus – elus dengan lembut – terutama di bagian perut dan bagian yang sulit terjangkau – sehingga dia akan merasa nyaman untuk melakukan sesi perawatannya denganmu.

2. Kebersihan bulu
Sebelum kamu menggunakan sisir dan sikat, mulailah dengan membelainya terlebih dahulu. Sisirlah bulu – bulunya dari kepala sampai ke ekor, ingat untuk lebih hati – hati ketika menyisir bagian kepala anak kucingmu. Periksalah kondisi anak kucingmu mulai dari bulu dan kulitnya, dan lihat apabila ada tanda – tanda  kutu atau parasit lainnya. Lalu sikat bulunya untuk menghilangkan rambut – rambut mati.
Sisir rambut – rambut kusutnya dengan jari – jarimu dan buang  sebelum kamu benar – benar melakukan perawatan terhadap anak kucingmu menggunakan sikat dan sisir. Jangan khawatir – apabila kamu melakukan perawatan secara teratur, rambut anak kucingmu tidak akan kusut. Jika anak kucingmu terlihat sedikit kotor? basahi kain bersih ke dalam air hangat, peras dan bersihkan dia. Jangan menggunakan sabun – karena akan membuat kulitnya iritasi.

3. Kebersihan mata dan telinga
Setelah selesai menyisirkan bulu – bulu anak kucingmu, periksalah mata dan telinganya. Jika matanya sedikit berair, bersihkan dengan menggunakan cotton bud yang telah dibasahi air hangat dengan hati – hati. Gunakan cotton bud yang berbeda untuk setiap mata.
Jika telinga anak kucingmu sedikit kotor, bersihkan dengan menggunakan cotton bud yang kering. Jangan membersihkan terlalu dalam, walaupun kamu dapat melihat dengan jelas, atau menyodok sesuatu keras di dalam. Jika kamu melihat banyak kotoran di dalam kupingnya dan berwarna sedikit lebih gelap dari biasanya, tanyakan hal tersebut kepada dokter hewan.

4. Kesehatan gigi
Gigi anak kucingmu harus selalu bersih dan bebas dari endapan, dan gusi harus berwarna merah muda untuk menandakan bahwa gigi anak kucingmu sehat. Periksa mulutnya secara rutin sehingga mereka terbiasa – kebiasaan ini dapat memudahkan mu untuk membersihkan giginya atau memberikan mereka obat di hari selanjutnya.


0 thoughts:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...